3D Anaglyph, akankah bertahan?

ANAGLYPH, apakah itu? ,
3D anaglyph adalah teknik memilah gambar stereo dari gambar kiri dan kanan yg sdh bergabung dalam satu frame gambar. Pemilahan gambar tersebut dengan prinsip warna berlawan antara mata kiri dan kanan yang akan dilakukan oleh Kacamata 3D anaglyph. Kacamata 3D anaglyph umumnya memakai warna filter Merah dan Cyan (biru muda), atau kadang2 Hijau & Jingga yg dipakai DVD 3D.

Teknik ini sudah lama dikenalkan oleh Wilhelm Rollmann (1853) di Leipzig, Jerman. Kesederhanaan teknik anglyph membuatnya dapat dipakai di atas segala media. Mulai dari proyektor di bioskop, layar kaca tv, layar komputer bahkan media cetak dengan segala jenis kertas. Semua media tsb akan bekerja sempurna jika warna anaglyph; misal -> merah dan biru nyaris sama dng spektrum warna pada kaca mata (kita bisa buat sendiri dng plastik transparan apa saja yg berwarna merah & biru).
Tentu dibalik kesederhanaannya terdapat kekurangan, satu-satunya kekurangan yg mengganggu adalah distorsi warna, dan pada orang tertentu gampang merasakan kelelahan mata jika melihat gambar anaglyph dlm jangka panjang.

PERKEMBANGAN PENYAJIAN 3D SAAT INI,
Bangkitnya film 3D sekarang dng penyajian yg lebih baik dan lebih nyaman dari pada dekade-dekade sebelumnya dan gencarnya industri besar spt Sony, Panasonic, Fujifilm dll untuk menghasilkan gadget-gadget 3D dari kamera hingga TV LED 3D. Juga sokongan video card -video card untuk komputer yang mampu menampilkan citra Tiga Dimensi dalam WARNA penuh dan High Definition, maka diharapkan konten gambar 3D tahun2 ke depan baik di bioskop, game, acara TV akan mudah didapat dengan tidak lagi memakai teknologi yg lawas yaitu 3D anaglyph disebutkan diatas.
Tentu untuk menikmati semuanya kita harus memiliki perangkat yang memadai, tarulah untuk menikmati AVATAR 3D dari Bluray 3D memerlukan proyektor dng spesifikasi 140Hz dan kacamata polarisasi. Dan untuk di komputer harus menyediakan kaca mata 3D LCD shutter, yg semuanya (saat ini) masih mahal.

Kembali pertanyaan pada judul artikel ini: akankah 3D anaglyph bertahan?
IMHO, ada dua hal yg mungkin teknik ini tetap terpakai:

Pertama dari sisi TEKNIS,
Dalam penyajiannya anaglyph tidak membutuhkan ‘high tech’, spt teknik 3D terkini diatas, anaglyph bisa dicetak pada kertas biasa. Kita bisa menikmati gambar 3D tanpa perlu pasokan daya listrik apapun. Juga tanpa perlu plastik micro prisma (foto lenticular 3D). Jadi selama ada buku dan barang2 cetakan, hanya anaglyph yg mampu menyajikan gambar 3D yang murah meriah.

Kedua dari sisi SENI,
Nah…pertanyaan di atas, sama halnya mempertanyakan kapan kepunahan foto hitam-putih.
Hingga sekarangpun foto hitam-putih tetap beredar dan bahkan memiliki nilai seni unik yg tidak bisa diwakili oleh foto berwarna. Banyak fotografer mengkhususkan diri untuk foto hitam-putih..walaupun dng kamera digital terkini yang tentunya berwarna.
Begitu juga anaglyph, dng alasan teknis yang sederhana, malah menjadi suatu seni tersendiri. Sebut saja group Anglyph di Flickr http://www.flickr.com/groups/anaglyph/
atau komunitas (world wide) yg mengkhususkan membahas gambar stereo (3D) anaglyph.
http://uk.groups.yahoo.com/group/anaglyphs/
Group/komunitas diatas sangat antusias untuk menggali teknik anaglyph serta mendiskusikan dan memamerkan hasil karya sesama member-membernya. Kita bisa lihat di statistik posting yg tidak pernah kurang dari 1000 posting per bulan.

salam
Ivul